Tingkatkan Kualitas Desa, Kemendagri Siapkan Tiga Agenda

  • Whatsapp
Mendagri Tito Karnavian dan Drjen Bina Adwil Safrizal ZA saat Kick off Meeting Program P3PD

JAKARTA – Kementerian Dalam Negeri menyiapkan tiga agenda besar untuk mendukung peningkatan kualitas pemerintahan desa. Tiga agenda besar itu, yakni pertama sosialisasi dan launching program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) PIU 1D, Frontline Service Delivery.

Hal ini diungkapkannya dalam Kick Off Meeting Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) PIU 1D Frontline Service Delivery, Rakernas Camat dalam Mendukung Pelaksanaan Tahapan Pemilu-Pilkada 2024, dan Launching Gerakan Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) Tahun 2023 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (23/6/2023), seperti dilansir laman kemendagri, Sabtu (24/6/2023).

“Melalui pelatihan itu, akan dilakukan pembinaan kepada desa untuk merubah wajah yang sifatnya konvensional menjadi modern, sehingga tercapainya kinerja pemerintahan yang tangguh dan maju,” ujar Safrizal.

Kedua, sosialisasi dan konsolidasi kebijakan antar pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada serentak 2024. “Kepada camat sebagai aparat kewilayahan untuk terciptanya penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada serentak yang aman, lancar, tertib, dan demokratis,” ungkap Safrizal.

Ketiga, peluncuran program Gerakan Kecamatan Tangguh Bencana (KENCANA). “Camat menjadi ujung tombak dalam membentuk ketangguhan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di seluruh Indonesia,” ungkap Safrizal.

Dalam penerapan program KENCANA, kecamatan akan mencapai indikator Standar Pelayanan Masyarakat (SPM) yang memerlukan dukungan dalam percepatan pelayanan sub urusan bencana di tingkat kecamatan.

Upaya Pencegahan Bencana Sementara Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak wilayah dengan risiko tinggi terhadap bencana alam.

“Indonesia terletak pada lintasan ring of fire, lintasan lingkaran api karena gunung api dan patahan yang membuat kita rentan terhadap bencana, mulai dari gempa bumi, letusan (gunung berapi), tsunami, longsor, hidrometeorologi,” katanya.

Mengingat adanya potensi bencana di setiap daerah, Mendagri meminta Camat untuk membentuk Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana). Melalui program Kencana, Mendagri meminta para camat melakukan pencegahan dini terhadap potensi bencana di wilayah masing-masing.

“Rekan-rekan camat sebagai garis depan dan juga pimpinan Forkopimcam, bersama-bersama dengan Kapolsek, Danramil, melakukan langkah proaktif, melakukan identifikasi potensi konflik sosial yang ada, potensi bencana alam yang ada di daerah itu, dan melakukan langkah semaksimal mungkin untuk bisa mencegahnya, sedini mungkin,” ujar Mendagri.

Dalam konteks bencana Indonesia, menurut Mendagri ada dua hal yang harus dibedakan, yakni bencana alam dan non alam. Bencana alam itu seperti banjir, kebakaran lahan hutan, dan tanah longsor. Sedangkan bencana non alam adalah wabah penyakit seperti Covid-19 yang merusak sistem kesehatan manusia.

Untuk itulah, Mendagri mengimbau para camat dapat memetakan jenis bencana agar dapat melakukan upaya pencegahan dengan cepat, sehingga tidak banyak memakan korban jiwa.

“Belajar dari pengalaman Jepang misalnya, mensosialisasikan tentang tata cara pencegahan, membangun rumah tahan gempa dari material-material yang ada di daerah itu, local wisdom, dari bambu misalnya, di Jepang dari kayu, itu akan mengurangi risiko bencana,” tegasnya.

Dalam hal ini Mendagri mencontohkan masalah bencana gempa yang terjadi beberapa waktu lalu di Garut, Jawa Barat. Dirinya berpendapat banyak rumah di wilayah tersebut yang dibangun tidak sesuai dengan kontruksi. Akibatnya, ketika gempa terjadi, banyak rumah hancur dan memakan banyak korban jiwa.

“Kemarin pada waktu di Garut dan Cianjur ada bencana, saya datang ke sana, yang gempa, itu yang banyak hancur adalah rumah yang dari batu bata yang tanpa tulang, itu rontok, sehingga satu sekolah ada yang korbannya banyak sekali, karena dibangun tidak benar,” tegas Mendagri.

Belajar dari kasus tersebut, Mendagri berharap ke depan camat dapat memberikan sosialisasi dan pengetahuan terkait dengan bangunan rumah tahan gempa. Dengan demikian, peristiwa bencana alam tidak memakan banyak korban jiwa.

“Nah di situ mungkin rekan- rekan Camat bisa memberikan sosialisasi dari awal untuk mengajak masyarakat menggunakan material yang tahan gempa misalnya, termasuk kebakaran hutan dan lahan, kalau teman-teman Kepala Desa, Camat bekerja dengan lebih proaktif, kebakaran hutan lahan sebetulnya bisa diatasi,” pungkasnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *