Incheon – Korea Selatan – Agenda lainnya pada acara KTT Perdamaian Dunia HWPL Senin, 18 September 2023 adalah Konferensi IPYG atau International Peace Youth Group yang mengambil topik utama yang mengangkat dan membahas tema International Youth Peace Conference.
Acara diawali dengan sambutan dari Mr. Rt. Hon. Hrant Bagratyan, 4th Prime Minister Of Armenia dan H.E.Dr. Isatou Touray sebagai Wakil Presiden ke-10 Gambia. Kemudian dilanjutkan dengan commerative remarks by HWPL Chairman, Mr. Man Hee Lee.
Pembicara yang mewakili dari beberapa negara tersebut dalam acara International Youth Peace Conference masing-masing mengangkat tema bahasan yakni; Pendekatan Pendidikan untuk Mendorong Pembangunan Perdamaian yang Kolaboratif disampaikan oleh Mr. Noah Amrono, Sekretaris Jendral Asosiasi Pemuda PBB Kenya. Tema Membina Kohesi Sosial Melalui Proyek Seni Publik disampaikan oleh Mr. Prof. Joao Antonio Soares beliau adalah Professor Teori Hubungan di Universitas Perdamaian, Timor Leste.
Diwaktu yang sama Mr. Rajan Panthi, Pimpinan We Can Group, Nepal membahas Implementasi Klub Perdamaian yang Luas untuk Pembangunan yang Berkelanjutan. Sementara tema Memberdayakan Generasi untuk Melestarikan Warisan Alam disampaikan oleh Ms. Enkhbayar Zorigtbaatar sebagai Direktur Eksekutif Dewan Pemuda Mongolia.
Dalam pidatonya, Mr. Noah Amrono menyebutkan bahwa selama bekerja untuk perdamaian di Kenya, beliau mengetahui bahwa ada organisasi perdamaian global yakni HWPL dan IPYG. Hal itu menginspirasinya untuk bisa menciptakan perdamaian yang berkelanjutan berdasarkan DPCW dan memberdayakan pemuda untuk menjadi pekerja perdamaian itu sendiri.
“Tumbuh bersama perdamaian, muda-mudi di Kenya lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan perdamaian semenjak Pandemi Covid-19. Berdasarkan hal itu, kami terkagum mengetahui bahwa HWPL dan IPYG bersama dengan Organisasi Pemuda dari seluruh dunia untuk datanag dan berdiskusi sehingga membawa mereka kedalam perdamaian.”
Sementara, Prof. Joao Antonio Soares juga ikut menceritakan awal mula bagaimana beliau tergabung dalam HWPL dan IPYG. Perjalanannya dimulai pada awal 2022 dalam pertemuan online World Peace Summit. Dalam menyaksikan keteguhan dan usaha tak kenal lelah, Ketua Lee serta para relawan yang didorong oleh perdamaian, saya sangat terharu. Dampak mereka dalam menciptakkan perdamaian sungguh-sungguh nyata dan kuat. Hal ini memotivasi saya untuk bergabung dengan mereka dan berkerja bersama untuk membawa perdamaian dan kemakmuran ke tanah air saya sendiri, Timor Leste.” Jelas Beliau.
Dalam setiap pidato yang disampaikan oleh mereka, jelas bahwa organisasi yang dibangun dengan perdamaian dan untuk perdamaian ini membawa dampak yang begitu besar untuk setiap negara. Dimana hal ini tentunnya terjadi untuk satu tujuan yang pasti yakni “Perdamaian Dunia”.
Mr. Rajan Panthi juga mengatakan bahwa dia menunjukkan semangat perdamaian setelah 7 tahun bekerja dengan HWPL. Mr. Panthi menceritakan bagaimana dia bertemu dengan Mr. Lee pada tahun 2018. Dia mendapatkan kesempatan untuk mendengar dan bertemu dengannya sehingga dari setiap perkataan dan pidato yang Mr. Lee sampaikan seolah membuatnya tersihir untuk terus membuat perdamaian yang berhasil. Dia berjanji akan menjadi pembawa perdamaian dan membantu HWPL untuk mencapai Perdamaian Dunia sejak tahun 2016. Beliau bersama dengan tim-nya (We Can Group) sudah merencakan setiap detail aktivitas YEPW untuk tahun depan di Nepal.
Diakhir pidato yang disampaikan oleh Ms. Enkhbayar Zoritgbaatar, beliau menyebutkan bahwa pada bulan Juni, HWPL dan IPYG telah menanam 50 pohon di Taman Nasional Mongolia sebgaai simbol permulaan dari proyek ini dan 10 juta keluarga telah bergabung dengan acara ini.
“Lebih lagi, kami tidak berfikir bahwa acara ini bukan hanya tentang menanam pohon. Saya percaya bahwa proyek ini akan dimulai dengan semangat anak muda, masa depan Mongolia, untuk mencintai pemerintahan, bekerjasama, mencipatakan perdamaian yang berkelanjutan dan berkembang di negara ini. Berdasarkan kepada rencana tahunan YEPW, kami akan mengadakan seminar untuk krisis iklim, promosi setiap hal yang dibutuhkan oleh anak muda dan sosial, dan mengadakan lokakarya untuk membahas penyelesaian masalah bersama.” Tegas beliau.
Anak muda adalah masa depan dari setiap negara dan mereka telah melampaui batas potensial. Melalui acara IPYG ini, kita semua merasakan kasih dan bangga sebagai aktifis dan salah satu bagian dari penggerak perdamaian. (*tp/vn)