HWPL organisasi yang konsen terhadap tercapainya perdamaian dunia, senantiasa mewujudkan perdamaian melalui budaya surgawi yang mencerahkan dengan berbagai aktivitas. Salah satu kegiatan yang baru saja digelar adalah “Konferensi doa antara agama sedunia” secara daring, (18/11/2023), diikuti oleh 855 peserta dari 70 negara, dan 10 agama yaitu; Kristen, Islam, Hindu, Budha, Sikhisme, Jainisme, Zoroastrianisme, Cao Dai, Baha’i, dan Agama Etnis.
Adapun tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mendorong para pemimpin agama di seluruh dunia meningkatkan kesadaran akan nilai perdamaian dan praktik untuk mewujudkan perdamaian. Konferensi doa yang digelar oleh Departemen HWPL ini adalah titik awal, dan para pemimpin agama di seluruh dunia akan melanjutkan aliran ini. Gerakan ini akan menjadi dorongan untuk mewujudkan bahwa siapapun tidak akan dikorbankan oleh perang dengan tercapainya perdamaian dan penghentian perang.
Sebagai bangsa yang besar dan memiliki keterlibatan dalam peran internasional, tentunya bangsa Indonesia sangat mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan tersebut, karena upaya menciptakan perdamaian dunia yang dilakukan secara massif oleh HWPL, adalah sejalan dengan cita-cita Indonesia dalam mengupayakan perdamaian dunia sebagaimana tertulis dalam pembukaan UUD 1945. Hingga kini, pembukaan UUD 1945 belum pernah diubah dan tidak akan pernah diubah sepanjang Indonesia masih ada.
Dengan melakukan kegiatan doa lintas agama bersama secara berestafet dan berjamaah di seluruh muka bumi, diharapkan dapat menyadarkan banyak bangsa-bangsa di dunia yang masih mementingan kepentingan sepihak dengan mengorbankan banyak orang, sehingga dapat terwujudnya dunia yang lebih baik dengan kekuatan cinta kasih yang mampu mengalahkan cinta kekuasaan dunia.
Agenda doa bersama ini diawali dengan doa dari tiga perwakilan agama, dan dilanjutkan agama lainnya secara berestafet dan bersafaat. Gerakan doa melalui pertemuan doa estafet bersama jamaah ini akan menjadi penyemangat untuk menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang akan dikorbankan oleh perang.
Penulis:
Tuty Purwaningsih, S.Sos., MM (Direktur JMDN)
Editor :
Vanesha N.