Banyuwangi – Berbicara mengenai lebaran atau Idul Fitri, pasti banyak orang yang setuju bahwa ketupat merupakan makanan yang diusahakan ada dan sudah menjadi ciri khas hari raya umat Islam pada bulan Syawal kalender hijriyah tersebut.
Dalam makna bahasa Jawa, ketupat sendiri dapat berarti “Ngaku Lepat”, yang artinya dalam bahasa Indonesia bisa yaitu mengakui kesalahan. Hal juga sesuai dengan makna dalam lebaran dimana seluruh umat Islam diwajibkan untuk saling bermaaf-maafan dan saling mengakui kesalahannya masing-masing
Disisi lain, ketupat sendiri sebenarnya sudah menjadi simbol maaf bagi masyarakat Jawa. Oleh karena itu ketika seseorang berkunjung ke rumah kerabatnya terutama di bulan Syawal atau pada saat hari raya Idul Fitri, biasanya mereka akan disuguhkan ketupat sebagai makna bahwa antara si tuan rumah dan tamu sudah saling memaafkan kesalahan masing-masing.
Selain itu ketupat sendiri kalo diteliti lebih dalam, ternyata memiliki makna yang mendalam terutama dalam filosofi masyarakat Jawa. Hal itu dapat dilihat dari ketiga bahan utama dalam membuat ketupat, yaitu janur kuning yang melambangkan tolak bala atau penolak bahaya, beras yang melambangkan kemakmuran, dan santan yang melambangkan kata ngampunten atau maaf.
Melihat dari semua penjelasan ini, maka tidaklah heran bahwa ketupat memanglah makanan yang sangat layak disebut sebagai ciri khas hari raya Idul Fitri dari waktu ke waktu, baik itu oleh masyarakat Jawa ataupun masyarakat lainnya di Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika ini. ( Lauryan / JMDN )