Banyuwangi, Media Desa – Disinggung tentang apa saja yang dilakukan dan bagaimana prosesi atau ritual yang dilakukan sang Nenek ketika memenuhi permintaan si tamu, Narso, cucu yang sekaligus juga asisten Mbah Juh inipun mulai bercerita panjang lebar.
“Begitu ada tamu yang datang dan menyampaikan maksudnya, saya mulai sibuk membantu si Mbah untuk mempersiapkan segala apa yang dibutuhkan seperti kemenyan, kembang, air putih, dan semacamnya. Itu semua harus saya kerjakan karena si Mbah sendiri sudah jarang keluar dari kamar. Dia hanya duduk bersila di dipan tempat tidurnya sambil memegang kartu Lintrik di tangannya. Sementara itu, semua ubo-rampe kebutuhan ritual saya yang mempersiapkan dan menaruh didepan,” ungkap Narso, yang sembari bercerita sesekali dia mengusapkan kedua telapak tangan ke mukanya. “Saya jadi kangen sama si Mbah!,” sambungnya sembari menghela nafas.
Setelah semuanya siap, lanjutnya, dia kemudian keluar kamar dan si Mbah mulai beraksi. “Saat si Mbah melakukan ritual itu, saya menunggu diluar kamar untuk menemani tamu sambil ngobrol. Saat itulah saya banyak tahu tentang apa tujuan mereka datang ke si Mbah,” kata Narso melanjutkan ceritanya.
Sebenarnya, permasalahan atau problema apa saja yang penanganannya bisa dibantu dengan ilmu Lintrik sang Dukun? Menjawab pertanyaan tersebut, Narso, si Cucu yang juga merangkap sebagai asisten Mbah Juh itupun sempat agak lama terdiam.
“Yang datang dan minta bantuan ke si Mbah kebanyakan adalah tentang masalah keluarga dan percintaan. Tapi ada juga yang masalah pekerjaan. Rata-rata tamu-tamu datang ke si Mbah tidak hanya sekali. Minimal dua sampai tiga kali. Dan kedatangan mereka yang terakhir biasanya memberi hadiah kepada si Mbah karena permasalahan yang dihadapinya terselesaikan karena bantuan Lintrik si Mbah,” jawabnya kemudian.
(bersambung)