Bertekuk Lutut, Inilah ‘Kesaktian’ si Kartu Lintrik (bagian 2)

  • Whatsapp

Banyuwangi – Sebagaimana dibeber oleh MD, sebelum digunakan oleh si Dukun untuk melayani tamu atau klien-nya, setelah diambil kembali dari kuburan kemudian dilakukan ritual khusus terhadap kartu tersebut. Prosesi ritual atas kartu tersebut dengan cara ditaruh diatas sebuah Nyiru atau alat rumah tangga berbentuk bulan yang terbuat dari anyaman bambu yang diatasnya juga sudah ditarus Gabah atau bulir-bulir padi.

Selanjutnya, kata MD, Nyiru berisi Kartu Lintrik bercampur gabah itu kemudian diputar-putar seperti orang yang sedang menampi beras. “Dicampur dengan gabah supaya orang yang menjadi sasaran itu merasa panas dan gatal-gatal,” ungkapnya.

Sementara itu, lanjut MD, foto orang yang akan menjadi sasaran itu digantung dengan benang supaya bisa bergerak-gerak atau berputar-putar pada saat terkena angin. “Kalau tidak ada angin yang bertiup, kadang ditiup-tiup sendiri dengan keras supaya bisa berputar-putar. Dengan cara itu, orang yang dituju itu akan merasa gelisah, bingung dan berusaha untuk segera bertemu dengan orang yang mengirimnya,” jelasnya.

Ditanya tentang ‘ketepatan’ antara hasil pembacaan kartu dengan kondisi sebenarnya dari orang yang akan menjadi sasaran, menurut MD, nyaris tidak ada yang meleset. Rata-rata, kata MD, hasil penerawangan dengan kartu Lintrik itu benar dan jarang meleset. Selain bisa untuk ‘membaca’ sikap dan perasaan orang yang akan menjadi sasaran, dengan kartu Lintrik itu juga bisa diketahui kondisi lainnya.

Seperti, apakah orang itu sedang punya banyak uang atau tidak, apakah orang itu kaya, miskin atau biasa-biasa saja. “Semua ‘terbaca’ dengan tepat. Maka dari itu, kadang juga ada tamu yang mau menagih utang kepada seseorang tetapi sulit, malah dia minta bantuan ke Dukun Lintrik sebelum menagihnya,” beber MD.

(bersambung)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *