Festival Ngerujaki, Tradisi Ritual Tingkeban Pari Di Desa Karangrejo

  • Whatsapp

Banyuwangi, Karangrejo – Dipertengahan bulan Agustus tahun 2024, telah dilaksanakan kegiatan ‘Festival Ngerujaki’ sebagai acara tingkeban pari di Desa Karangrejo, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi pada hari Kamis, 15 Agustus 2024.

Tradisi adat Ngerujaki sendiri, merupakan tradisi selametan tingkeban pari meteng (selamatan padi bunting) yang sudah dilaksanakan secara turun temurun sejak dari leluhur terdahulu di masyarakat Desa Karangrejo.

Tradisi Ngerujaki tersebut juga dapat diartikan sebagai sebuah ritual yang syarat akan makna, yakni sebagai bentuk syukur terhadap karunia Tuhan yang maha Esa dan supaya padi-padi yang berada pada masa bunting (meteng) selamat dari hama dan penyakit sampai waktu panen tiba.

Jika diterjemahkan secara rinci, Ngerujaki berasal dari kata ‘Rujak’ yang merupakan simbol dari tradisi Ngerujaki. Rujak sendiri merupakan makanan khas yang terbuat dari beberapa jenis buah-buahan yang memiliki rasa manis, kecut, pedas dan segar. Disisi lain, simbol rujak juga bisa diartikan sebagai suatu hal yang rasanya enak, manis dan segar bisa diibaratkan hasil panen yang akan datang akan bagus dan melimpah.

Diketahui terdapat berbagai macam jenis makanan yang dihadirkan dalam ‘Festival Ngerujaki’ di Desa Karangrejo, seperti ‘Ancak Ingkung Pitik’ dan ‘Rujak Kecut’ untuk didoakan (slametan) nanti.

Dalam pelaksanaannya, Festival Ngerujaki tersebut dibuka dengan acara “Lepat Ujar” yang dilakukan langsung oleh Kepala Desa Karangrejo, Kadis Pertanian dan Pangan, Kadis DPMD dan Camat Blimbingsari. “Lepat Ujar” sendiri merupakan penarikan popah janur yang merupakan salah satu ritual dimulainya acara Ngerujaki tersebut.

Setelah itu dilanjutkan dengan iring-iringan pembawa Ancak Ingkung Pitik dan Rujak Kecut berputar di tempat upacara adat (Pasren), lalu Ancak Ingkung Pitik dan Rujak Kecut tersebut diberikan kepada Pemangku Adat tersebut akan ditaruh di Pasren atau sentongan sawah untuk nantinya akan didoakan bersama-sama.

Selanjutnya acara berlanjut dengan Ancak Ingkung Pitik dan Rujak Kecut yang didoakan tersebut akan diberikan kepada tamu dan warga yang mengikuti ritual untuk meminta keberkahan hingga panen mendatang. Terakhir, Festival Ngerujaki di Desa Karangrejo di tutup dengan makan bersama Ancak Ingkung Pitik tersebut.

Sebagai tambahan informasi, juga turut hadir dalam Festival Ngerujaki tersebut, yaitu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Kepala Dinas DPMD, Staf Dinas Pariwisata, Plt. Camat Blimbingsari, Ketua ASKAP Kab. Banyuwangi, Kepala Desa dan Perangkat se-Kecamatan Blimbingsari, Kepala Cabang Bank Jatim Rogojampi, Mahasiswa Politeknik Banyuwangi, Masyarakat desa karangrejo dan sekitarnya.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Karangrejo mengatakan bahwa Tradisi Adat Ngerujaki telah mengajarkan semua orang agar selalu menghargai leluhur dan alam semesta.

“ Dari Tradisi Adat Ngerujaki mengajarkan kita untuk selalu menghargai leluhur dan alam semesta, upaya Pelestarian Tradisi Adat Ngerujaki akan terus dilakukan oleh Pemerintah Desa Karangrejo, Tokoh Adat dan khususnya masyarakat setempat untuk selalu menjaga tradisi ini. Semoga tradisi ini dapat terus dilestarikan kepada generasi yang mendatang.” Ucap Kepala Desa Karangrejo.

Semoga dengan berjalan Lancarnya Festival Ngerujaki yang digelar pada pukul 08.00 WIB di Latar Gemirang Dusun Rejosari, Desa Karangrejo tersebut nantinya akan membawa banyak kebaikan dan hal positif lainnya bagi warga masyarakat Desa Karangrejo dan sekitarnya. ( Indra – Jurnalis Desa )

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *