Banjarnegara, 14/1 (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjarnegara, Jawa Tengah, meningkatkan pengawasan lalu lintas ternak di pasar hewan terutama terhadap ternak yang berasal dari luar daerah guna mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Sentra pertemuan ternak kan di pasar hewan, kalau masing-masing lokasi kandang itu isolasi sendiri. Tapi kalau di pasar kan pertemuan ternak dari wilayah Banjarnegara maupun dari luar daerah, termasuk dari sentra-sentra yang PMK-nya dianggap tinggi seperti Jawa Timur,” kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (Distankan-KP) Kabupaten Banjarnegara Firman Sapta Ady di Banjarnegara, Selasa (14/1/2025).
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya melakukan pengetatan terhadap lalu lintas ternak dari luar daerah terutama wilayah yang kasus PMK-nya tergolong tinggi.
Bahkan, lanjut dia, pihaknya sempat menolak masuknya ternak yang didatangkan dari wilayah Jawa Timur.
Ia mengatakan berdasarkan hasil diskusi dengan pelaku pasar, untuk sementara tidak melakukan penutupan pasar hewan seperti yang pernah dilakukan pada tahun 2023 karena saat ini kasus dugaan PMK di Banjarnegara masih rendah.
“Jadi sementara antisipasinya itu, dari luar kita tolak untuk masuk pasar hewan di Banjarnegara,” katanya menegaskan.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan penyemprotan disinfentan secara rutin di pasar hewan guna mengantisipasi penyebaran PMK.
Menurut dia, pihaknya juga telah menyiapkan 12.000 dosis vaksin untuk ternak yang terkena penyakit mulut dan kuku meskipun hingga saat ini di Banjarnegara belum ada ternak yang terkonfirmasi positif PMK.
“Berdasarkan pendataan hingga hari Senin (13/1) tercatat sebanyak 17 kasus suspek PMK. Setelah dilakukan pemeriksaan, 16 ternak di antaranya sakit biasa dan satu ekor lainnya mati, sehingga sampai saat ini belum ada yang terkonfirmasi positif PMK,” kata Firman.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya tetap waspada terhadap penyebaran PMK agar kejadian tahun 2023 tidak terulang kembali.
Dalam hal ini, wabah PMK pada tahun 2023 mengakibatkan penurunan populasi sapi di Banjarnegara dari sebelumnya mencapai kisaran 27.000 ekor, turun menjadi 21.305 ekor. (ANTARA/Sumarwoto)