Pemkab Sleman Salurkan Bantuan Bibit Aneka Sayuran kepada KWT

  • Whatsapp
Budidaya cabai oleh KWT di Sleman. (ANTARA/DP3 Sleman)

Sleman, 20/1 (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menyalurkan bibit atau benih aneka ragam sayuran kepada sejumlah Kelompok Wanita Tani (KWT) di wilayah itu untuk mendorong pemanfaatan lahan pekarangan dan lahan kosong untuk membantu stabilisasi harga sayuran terutama cabai.

“Pemkab Sleman terus menggerakkan KWT dan masyarakat, agar memanfaatkan pekarangan sebagai lahan menanam aneka sayuran dan komoditas tertentu dengan harga pasaran yang mengalami kenaikan sebagai upaya stabilisasi harga,” kata Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Immawan Nur Syaifuddin Ahmad di Sleman, Senin (20/1/2025).

Menurut dia, untuk mendukung program tersebut, DP3 Sleman menyediakan sekaligus menyalurkan sejumlah bantuan, berupa bibit atau benih aneka sayuran termasuk benih cabai, polybag, dan pupuk organik.

“Bantuan ini dapat diakses oleh kelompok masyarakat melalui Bidang Ketahanan Pangan DP3 Kabupaten Sleman,” katanya.

Ia mengatakan, sebenarnya kegiatan ini sudah berjalan beberapa tahun dan untuk saat ini beberapa KWT juga ada yang panen di lahan-lahan pekarangan yang dimanfaatkan untuk bertahan.

“Seperti di KWT Mekar Lestari Kapanewon (Kecamatan) Gamping, saat ini mulai panen beberapa jenis sayuran,” katanya.

Immawan mengatakan, saat ini harga cabai di pasaran masih cukup tinggi dan di pasar berkurang banyak akibat tanaman cabai yang rusak atau mati karena hujan dengan intensitas tinggi selama Desember 2024.
“Pada Desember 2024 hingga Januari 2025 cuaca ekstrem, hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengakibatkan tanaman mati karena busuk batang dan fusarium,” katanya.

Ia mengatakan, kerusakan tanaman cabai akibat pengaruh cuaca di Sleman mencapai 70 persen, sehingga produksi atau panen menurun.

“Saat ini harga cabai sudah cenderung menurun, diharapkan pada bulan depan harga kembali turun dan lenih stabil karena beberapa daerah, sudah mulai panen,” katanya. (ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *