Jakarta, 31/1 (ANTARA) – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengemukakan bahwa Sumenep layak mendapat pengakuan sebagai “ibu kota keris dunia” ketika meresmikan Monumen Keris Aria Wiraraja di Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Kamis (30/1/2025).
“Sumenep telah membangun identitasnya sebagai Kota Keris dengan ekosistem yang kuat, di mana lebih dari 600 empu aktif menciptakan lebih dari 2.000 keris setiap bulan yang tersebar ke seluruh Nusantara hingga mancanegara,” kata Fadli sebagaimana dikutip dalam keterangan pers kementerian di Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Keris telah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity pada 2005 dan masuk daftar warisan budaya takbenda dunia sejak 2008.
Menteri Kebudayaan menyebut monumen keris di Desa Sendang, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, sebagai simbol kebanggaan, pengakuan, dan pelestarian warisan budaya di Sumenep.
Monumen berbentuk tugu setinggi 17 meter dengan hiasan 45 kelopak bunga sebagai simbol hari dan tahun kemerdekaan Indonesia itu dinamai Aria Wiraraja, nama tokoh penting Madura pada masa Kerajaan Singosari.
Bentuk monumen itu dirancang mengacu pada bentuk keris pusaka era Sultan Abdurrahman, keris luk-9 dengan pamor rojo abolo rojo yang melambangkan kekuatan dan kebesaran budaya Madura.
Monumen Keris Aria Wiraraja masuk rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai monumen keris tertinggi di Indonesia.
Selain meresmikan monumen keris bersama Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo, Menteri Kebudayaan selama berada di Sumenep meresmikan Yayasan Helmi Art Museum dan Besalen Santoso Sera.
“Museum ini tidak hanya menampilkan koleksi keris dengan tata pamer yang apik dan narasi yang jelas, tetapi juga menyediakan akses bagi masyarakat untuk melihat langsung proses pembuatan keris di Besalen Santoso Sera,” kata Fadli.
“Dari satu warisan budaya, berbagai seni berpadu, seni tempa, pahat, lukis, hingga falsafah mendalam di dalamnya,” ia menambahkan.
Selama di Sumenep, Menteri Kebudayaan juga menyerahkan sertifikat kompetensi panjak, edukator keris, dan pangruti keris kepada perajin dari Desa Aeng Tong Tong dan Desa Palongan.
Fadli berharap kehadiran monumen dan museum keris dapat mendukung upaya penguatan ekosistem budaya Sumenep.
“Semoga inisiatif ini semakin memperkuat identitas dan jati diri masyarakat, menjadikannya kantong budaya sekaligus pusat ekonomi berbasis budaya,” katanya. (ANTARA/Putri Hanifa)