Warga lereng Sumbing Temanggung Gelar Tradisi Jamasan Srobong Gobang

  • Whatsapp
Kades Tlilir Faturokhman melakukan jamasan Srobong Gobang (peralatan perajang tembakau) di Temanggung, Jumat (14/02/2025). (ANTARA/Heru Suyitno)

Temanggung, 15/2 (ANTARA) – Warga lereng Gunung Sumbing di Desa Tlilir, Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, menggelar Srobong Gobang yaitu tradisi turun-temurun dari nenek moyang berupa kirab peralatan perajang tembakau dengan menyusuri jalan-jalan di desa.

Kepala Desa Tlilir Faturokhman di Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (14/2/2025), mengatakan jamasan bertujuan agar peralatan yang digunakan dapat berfungsi dengan baik dan tidak menimbulkan malapetaka bagi petani yang menggunakannya dan nantinya dapat menghasilkan panen yang melimpah.

Jamasan atau pencucian dilakukan di pertigaan Tlilir yang berada di depan kantor Desa Tlilir. Pencucian dengan air kembang diawali oleh kepala desa dan diikuti perangkat dan kepala dusun.

“Kami petani tembakau, dengan jamasan ini berharap gobang dapat bermanfaat dengan baik. Hasil tembakau yang dirajang berkualitas dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya.

Dia mengatakan Srobong Gobang sebagai wujud doa, pengharapan dan kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai manusia tidak berdaya, sehingga semua dipasrahkan kepada Yang Maha Kuasa.

Rangkaian ritual itu, antara lain pentas kesenian dan berdoa di makam Kiai Tlilir yang ada di tepi permukiman. Warga antusias mengikuti doa tersebut, yang sekaligus mendoakan leluhur dan mereka yang telah meninggal.
Di makam tersebut selanjutnya makan bersama gunungan dan tumpeng yang dibawa.

Warga Desa Tlilir Iksanudin mengatakan warga berharap dengan ritual ini mendapatkan keberkahan, khususnya hasil panen tembakau yang melimpah.

“Harapannya harga tembakau tahun ini lebih bagus dan menyejahterakan petani,” kata dia.

Dia mengatakan tradisi Srobong Gobang akan terus dilestarikan warga Desa Tlilir dan diturunkan pada anak cucu karena banyak muatan kearifan lokal yang terkandung, seperti kerukunan, syukur pada Tuhan dan cinta lingkungan. (ANTARA/Heru Suyitno)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *