Kontraktor Klarifikasi Kerusakan Alun-alun Gadobangkong

  • Whatsapp
Berbagai fasilitas Taman Alun-Alun Gadobangkong di Jalan Kidang Kencana, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar kondisinya rusak padahal bangunan senilai Rp15,6 miliar ini belum genap setahun berdiri. (ANTARA/Aditya A Rohman)

SUKABUMI, JABAR, 6/3 (ANTARA) – Kontraktor pembangunan menyampaikan klarifikasi soal kerusakan Taman Alun-Alun Gado Bangkong yang berada Jalan Kidang Kencana, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang belum genap setahun setelah diresmikan.

“Pekerjaan yang kami lakukan sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan menjalankan kewajiban sesuai aturan dalam pengadaan barang dan jasa,” kata perwakilan dari perusahaan kontraktor PT Lingkar Persada KSO Imran Firdaus di Sukabumi, Rabu (5/3/2025).

Informasi yang dihimpun, nilai proyek pembangunan alun-alun beserta ornamen penyu yang ternyata hanya dibuat dari kardus dan rangka kayu sebesar Rp15,6 miliar berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jabar tahun anggaran 2023.

Proyek pembangunan ini merupakan bantuan dari Pemprov Jabar untuk melakukan penataan terhadap fasilitas ruang terbuka hijau di wilayah Palabuhanratu yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Sukabumi dan berada di kawasan Unesco Global Geopark Ciletuh Palabuhanratu.

Adapun serah terima bangunan dari Pemprov Jabar ke Pemkab Sukabumi dilakukan secara dua tahap yakni pada Februari 2024 dan Agustus 2024.

Namun belum rampung setahun berbagai fasilitas di alun-alun tersebut sudah banyak yang mengalami kerusakan serta ornamen lainnya seperti patung penyu yang hancur padahal pembuatannya menelan anggaran sampai Rp30 juta. Patung tersebut terkesan dibuat dengan asal-asalan dan menggunakan bahan baku yang murah.

Padahal, Alun-Alun Gadobangkong ini merupakan salah satu ikon Kabupaten Sukabumi untuk menunjang program Pemkab Sukabumi wisata bertaraf internasional.

Imran mengakui bahwa anggaran proyek tersebut mencapai Rp15,6 miliar namun setelah dipotong dengan pajak dan sanksi keterlambatan pembangunan, pihaknya hanya menerima anggaran sebesar Rp13 miliar atau berkurang sekitar Rp2,6 miliar.

Selama dalam masa pemeliharaan, pihaknya telah melakukan berbagai perbaikan, termasuk pemeriksaan bangunan kantin, perbaikan batu sikat, andesit hingga mengatasi beberapa fasilitas yang rusak akibat banjir rob.

Selain itu, viralnya patung penyu senilai Rp30 juta di media massa yang menunjukkan bahan baku patung terbuat dari kardus, Ia menjelaskan bahwa kardus bukan bahan baku utama, tetapi hanya untuk membuat rangka patung penyu.

Bahan yang digunakan sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB) proyek yakni menggunakan fiberglass dan dilapisi resin.

“Pembangunan sudah sesuai spesifikasi dan kami pun pun berharap masyarakat turut menjaga fasilitas yang ada, mengingat konsep alun-alun ini sebagai ruang terbuka hijau,” katanya.

Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi Prasetyo mengatakan pihaknya masih menunggu anggaran dari Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Sukabumi untuk melakukan perbaikan fasilitas di alun-alun. (ANTARA/Aditia Aulia Rohman)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *