Kemenhub: Jateng Tujuan Tertinggi saat Lebaran Capai 36,6 juta Orang

  • Whatsapp
Ilustrasi - Penumpang kereta Sejumlah calon penumpang menunggu kedatangan KA. (ANTARA/Humas PT KAI)

JAKARTA, 15/3 (ANTARA) – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan tujuan pergerakan tertinggi pada Lebaran Idul Fitri 2025/1446 H adalah wilayah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dengan jumlah mencapai 36,6 juta orang.

Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhy dalam Rapat Koordinasi Persiapan Angkutan Lebaran 2025 bersama lintas kementerian/lembaga hingga asosiasi dan perusahaan transportasi di Jakarta, Jumat (14/3/2025), mengatakan bahwa Kemenhub melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT) telah melakukan survei terkait potensi pergerakan masyarakat selama periode Lebaran tahun 2025.

Bekerja sama dengan Litbang Kompas, hasil survei menyebutkan bahwa potensi pergerakan masyarakat selama libur Lebaran tahun ini diprediksi mencapai 146,48 juta jiwa atau setara 52 persen dari total penduduk Indonesia.

“Adapun daerah tujuan perjalanan terbanyak adalah Jawa Tengah sebesar 36,6 juta orang atau 25 persen (dari proyeksi pergerakan angkutan Lebaran 2025),” kata Menhub.

Kemudian, tujuan perjalanan terbanyak kedua selama angkutan Lebaran yakni Jawa Timur sebesar 27,4 juta orang (18,7 persen), di susul Jawa Barat sebesar 22,1 juta orang (15,1 persen), Yogyakarta sebesar 9,4 juta orang (6,4 persen) dan Sumatera Utara sebesar 6,2 juta orang (4,2 pesen).

Sementara itu, terkait angka sebaran daerah asal perjalanan terbanyak adalah Jawa Barat sebesar 30,9 juta orang (21,1 persen), disusul Jawa Timur sebesar 26,4 juta orang (18 persen), Jawa Tengah sebesar 23,3 juta orang (15,9 persen), Banten sebesar 7,9 juta orang (5,4 persen) dan DKI Jakarta sebesar 6,7 juta orang (4,6 persen).

Kemenhub menyatakan, terdapat lima moda transportasi yang menjadi pilihan utama masyarakat untuk melakukan perjalanan selama libur Lebaran.

Pilihan terbanyak berada pada mobil pribadi sebesar 33,69 juta (23 persen), diikuti bus sebesar 24,76 juta (16,9 persen), kereta api antarkota sebesar 23,58 juta (16,1 persen), pesawat sebesar 19,77 juta (13,5 persen), dan sepeda motor sebesar 12,74 juta (8,7 persen).

Hari keberangkatan mobil pribadi terbanyak diproyeksikan pada H-3 sebesar 3,47 juta, sedangkan hari kepulangan mobil pribadi terbanyak jatuh pada H+5 sebesar 6,97 juta. Potensi kepadatan mobil pribadi akan terjadi di Tol Trans Jawa, dimana angkanya diprediksi akan mencapai 7,95 juta.

Sementara itu, hari keberangkatan sepeda motor terbanyak jatuh pada H-3 sebesar 1,08 juta, sedangkan hari kepulangan sepeda motor terbanyak jatuh pada H+5 sebesar 2,3 juta. Potensi kepadatan sepeda motor akan terjadi di jalan arteri atau alternatif, di mana angkanya diprediksi mencapai 4,41 juta.

Simpul transportasi terpadat ada di beberapa titik. Untuk angkutan jalan, terminal asal terpadat adalah Purabaya Surabaya sebesar 1,08 juta orang, sedangkan terminal tujuan terpadat adalah Giwangan Yogyakarta sebesar 609,45 ribu orang.

Stasiun asal terpadat adalah Stasiun Pasar Senen Jakarta sebesar 4,08 juta orang, sedangkan stasiun tujuan terpadat adalah Stasiun Yogyakarta Tugu sebesar 2,02 juta orang.

Bandara asal terpadat adalah Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebesar 1,60 juta orang, sedangkan bandara tujuan terpadat adalah Juanda Surabaya sebesar 3,24 juta orang.

Berikutnya, pelabuhan asal terpadat adalah Tanjung Perak Surabaya sebesar 292,81 ribu orang, sedangkan pelabuhan tujuan terpadat juga Tanjung Perak Surabaya sebesar 766,38 ribu orang.
Dudy mengaku bahwa pihaknya berkomitmen untuk memastikan penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun ini berlangsung dengan aman dan terkendali.

“Kami juga akan mengoptimalkan pusat informasi transportasi yang beroperasi 24 jam setiap hari untuk memantau pergerakan di semua moda transportasi,” kata Menhub.

Pemerintah akan memberlakukan kebijakan efektif untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik yang berpotensi besar menyebabkan kepadatan di sejumlah simpul transportasi dan ruas jalan, baik tol maupun arteri.

Beberapa di antaranya meliputi penerapan kebijakan Work from Anywhere (WFA), penyelenggaraan mudik gratis, rekayasa lalu lintas, hingga pengaturan lalu lintas, khususnya pada daerah-daerah yang berisiko tinggi mengalami kemacetan.

Selain itu, Kemenhub bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam mengantisipasi potensi kemacetan di pasar tumpah dan lokasi-lokasi strategis yang berpotensi menyebabkan hambatan selama pergerakan mudik. (ANTARA/Muhammad Harianto)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *