Berbekal Satu Wahana Air Desa Wunut Mampu Beri THR Seluruh Warganya

  • Whatsapp
Petugas membagikan uang tunjangan hari raya (THR) kepada warga di Kantor Desa Wunut, Tulung, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (18/3/2025). Pemerintah setempat memberikan tunjangan hari raya untuk warganya sebesar Rp200 ribu per orang sebanyak 2.289 jiwa dengan total anggaran Rp457,8 juta yang diambil dari sumber dana hasil usaha BUMDES Sumber Kamulyan. (ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho)

KLATEN, 22/3 (ANTARA) – Bagi warga Solo dan sekitarnya, tentu tak asing dengan Umbul Pelem yang berada di kawasan objek wisata Janti, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Awalnya, Umbul Pelem ini merupakan tempat pemandian alami yang banyak dikunjungi oleh anak muda setempat. Sebagian lagi, kawasan tersebut hanya menjadi lahan pertanian untuk selada air.

Namun, dengan menggunakan dana desa sebesar Rp2,4 miliar, umbul yang bersumber dari mata air alami tersebut saat ini disulap menjadi lebih menarik hingga dinamakan Umbul Pelem Water Park.

Kepala Desa Wunut Iwan Sulistya Setiawan mengatakan proses pengembangan tempat wisata tersebut dimulai pada tahun 2016 sampai dengan 2021.

Dari modal sebesar itu, saat ini omzet Umbul Pelem yang dikelola oleh BUMDes Sumber Kamulyan sudah mencapai Rp26 miliar.

Meski hanya tingkat desa, komitmen pemerintah desa maupun BUMDes patut diapresiasi mengingat mereka mengelola omzet tersebut dengan profesional.

“Kami ada anggaran dasar anggaran rumah tangga yang disepakati di musyawarah desa,” kata Iwan.

Desa juga berkomitmen untuk memberikan kesejahteraan terhadap warganya dengan menggunakan omzet tersebut, salah satunya adalah membiayai jaminan sosial baik BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan bagi warganya yang tidak tercover oleh pihak lain.

Khusus untuk BPJS Ketenagakerjaan, setiap warga dibayarkan premi untuk tiga program, yakni jaminan kematian, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan hari tua.

Sedangkan untuk BPJS Kesehatan, setiap warga dibayarkan premi untuk pelayanan kelas III.

Setiap tahunnya, desa tersebut menyiapkan dana sebesar Rp624 juta untuk pembayaran premi BPJS Ketenagakerjaan, sedangkan untuk BPJS Kesehatan sebesar Rp264 juta.

Selain itu, ada pula alokasi dana sosial yang dipergunakan untuk santunan kepada warga yang tidak punya BPJS Ketenagakerjaan. Jika warga tersebut meninggal disantuni sebesar Rp10 juta.

Sedangkan jika memiliki BPJS Ketenagakerjaan maka desa akan mengurus proses pencairan jaminan kematian (JKM) dengan besaran sesuai ketentuan.

THR untuk seluruh warga

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Desa Wunut tahun ini juga memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada setiap warganya yang ber-KTP Wunut.

Iwan menuturkan ada sebanyak 2.289 orang yang menerima THR pada tahun ini dengan besaran Rp200.000/orang.
“Kemarin kami membagikan THR total Rp457.800.000,” katanya.

Selain itu, sebelumnya desa juga sudah memberikan bantuan sebesar Rp600.000/orang untuk warga kurang mampu. Totalnya ada sebanyak 200 orang yang menerima bantuan tersebut.

Komitmen desa atas penggunaan pendapatan tersebut dilandasi oleh semangat berbagi dengan masyarakat. Pemerintah Desa Wunut menyadari sepenuhnya bahwa dana desa yang menjadi modal awal untuk pengembangan wisata Umbul Pelem harus kembali untuk kesejahteraan masyarakat.

“Itu kan bantuan dari negara, jadi harus kami gunakan sebaik-baiknya untuk masyarakat,” katanya.

Bahkan, sebelum dialokasikan, sesuai dengan hukum Islam maka desa berkomitmen mensucikan omzet dengan mengeluarkan zakat sebesar 2,5 persen untuk dibagikan kepada warga kurang mampu.

Selain premi jaminan sosial dan THR, sebagian pendapatan juga digunakan untuk membayar honor guru TPA yang ada di desa tersebut. Selain itu, guru TPA juga berhak mendapatkan THR.

Pengembangan objek wisata

Meski sejauh ini baru mengandalkan pendapatan dari Umbul Pelem Water Park, Desa Wunut memiliki komitmen tinggi untuk mengoptimalkan potensi yang ada.

Sekretaris BUMDes Sumber Kamulyan Muhlisin mengatakan dengan sumber mata air alami, saat ini Umbul Pelem terdiri dari satu kolam dewasa dengan kedalaman 1,5-2 meter dan dua kolam untuk anak yang dilengkapi dengan water boom.

Selain itu, ada pula kolam untuk terapi ikan, wahana mandi salju, Pelem Resto, gazebo, dan arena outbond.

Saat ini, jumlah pengunjung di hari biasa di kisaran 200-400 orang. Sedangkan saat akhir minggu dan hari libur bisa mencapai 5.000 orang.

Harga tiket juga dibedakan. Jika hari biasa di harga Rp8.000/orang, saat hari Sabtu, Minggu, serta hari libur di harga Rp10.000/orang.

Bahkan saat libur Lebaran nanti objek wisata tersebut juga tetap buka. Menilik pada Lebaran hari pertama tahun-tahun sebelumnya, jumlah pengunjung sekitar 1.000-1.500, sedangkan di hari kedua Lebaran jumlah pengunjung di angka 3.000 orang.

“Puncaknya biasanya di hari ketiga, jumlahnya sampai 8.000 pengunjung kalau lihat tahun kemarin,” katanya.
Saat ini, pendapatan rata-rata BUMDes yang dikelola dari objek wisata tersebut di kisaran Rp400 juta/bulan.
“Tahun 2024 Rp6 miliar lebih, itu baru satu tempat wisata,” katanya.

Untuk mengembangkan potensi alam yang ada, pada akhir tahun ini Desa Wunut akan menambah satu lagi objek wisata pemandian bernama Umbul Gede yang diperuntukkan bagi muslimah.

Sama dengan Umbul Pelem, nantinya di Umbul Gede juga akan dilengkapi dengan wisata air, restoran, dan water boom.
Untuk memastikan objek wisata tersebut nyaman bagi pengunjung, pengelola tak ragu meminta masukan dari para pengunjung. Oleh karena itu, di dalam proses pengembangannya banyak inovasi yang dilakukan untuk menindaklanjuti masukan-masukan tersebut.

inovasi yang dilakukan Desa Wunut yang memanfaatkan dana desa untuk pengelolaan potensi alam dan hasilnya dikembalikan demi kesejahteraan masyarakat tersebut tentu bisa menjadi inspirasi dan patut ditiru oleh desa-desa lain di Indonesia. Dengan begitu, masyarakat akan lebih mandiri dengan memanfaatkan potensi di desa tempat tinggal mereka. (ANTARA/Aris Wasita)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *