Pemkab Bengkayang Dukung Kampung Iklim Tingkatkan Kualitas Hidup

  • Whatsapp
Ilustrasi - Panen padi di Bengkayang Kalbar. (ANTARA)

Bengkayang (JMDN) – Pemerintah Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat komitmen mendukung program kampung iklim (Proklim) dalam upaya penanganan perubahan iklim secara global agar tercapai target penurunan emisi nasional dan kualitas hidup lebih baik.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Bengkayang, Dodorikus saat dihubungi di Bengkayang Jumat menyatakan Proklim merupakan program berlingkup nasional.

Program itu dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca.

“Untuk mendukung Proklim Pemerintah Kabupaten Bengkayang telah menerbitkan Peraturan Bupati Nomor: 80 Tahun 2024 tentang Program Kampung Iklim. Dengan begitu kita harap dapat menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan adaptasi dan mitigasi termasuk menjaga nilai nilai kearifan tradisional,” ujarnya.

Aturan tersebut sebagai pedoman bagi kelompok masyarakat tingkat komunitas, desa ataupun RW untuk memperoleh pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Selain itu, memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, yang telah dilakukan, yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi di masing-masing wilayah.

Mengingat, perubahan iklim menimbulkan ancaman nyata terhadap kelangsungan hidup manusia dan lingkungan sehingga diperlukan tindakan adaptasi dan mitigasi berbasis masyarakat yang mengutamakan nilai-nilai keberlanjutan, keadilan ekologis, dan pelestarian kearifan lokal.

“Upaya penanganan perubahan iklim secara global seperti gerakan ketahanan pangan, ketahanan energi, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pencapaian target penurunan emisi nasional,” ujarnya.

Dengan begitu katanya, dapat menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan adaptasi dan mitigasi termasuk menjaga nilai nilai kearifan tradisional.

Saat ini, lanjutnya, dunia sedang mengalami perubahan iklim yang efeknya dapat mengancam kehidupan. Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan oleh aktivitas manusia, baik secara langsung atau pun tidak langsung.

“Kita dapat melihat perubahan iklim dengan adanya perubahan pola, intensitas atau pergeseran parameter utama iklim seperti curah hujan, suhu, kelembapan, angin, tutupan awan dan penguapan,” ujarnya.

Perubahan iklim dapat memberi dampak pada ekosistem dan manusia di seluruh dunia. Kesehatan manusia, keamanan pangan, dan pembangunan ekonomi adalah beberapa dampak yang dapat terjadi karena perubahan iklim ini.

Karena itu, katanya, diperlukan adanya upaya adaptasi dan mitigasi guna menghindari bencana dan kerugian yang lebih parah akibat terjadinya perubahan iklim. (ANTARA/son)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *