Momentum Nguri-uri Tradisi Turun Temurun, Desa Tambong Laksanakan Bersih Desa

  • Whatsapp

TAMBONG, BANYUWANGI, 10/4 (JMDN) – Setiap tahun pada bulan syawal tepatnya setelah Idulfitri, Desa Tambong melaksanakan Bersih Desa. Tahun 2025 ini, Bersih Desa dilaksanakan di dua dusun dengan waktu berbeda pada 6/4 di Dusun Krajan dan 8/4 di Dusun Kejoyo.

Acara diawali dengan Semaan Al-Qur’an setelah salat subuh, bertempat di Kediaman masing-masing kepala dusun. Kemudian sore hari Selametan Khotmil Qur’an dengan sajian kuliner tumpeng yang menjadi ciri khas dengan mengundang RT RW, tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga warga sekitar.

Sebelumnya, telah dilaksanakan nyekar (mengunjungi makam para leluhur) Desa Tambong yang telah berkontribusi saat itu. Malam harinya, selametan tradisi ancakan dengan mengundanghadirkan tamu dari masing-masing dusun dan beberapa dusun sekitar di luar Desa Tambong.

Terakhir, Ider bumi dirangkai dengan Pawai Oncor diikuti oleh adik-adik TPQ, remaja hingga orang tua dengan membaca dan berkeliling di wilayah sembari memanjatkan bacaan salawat dan kumandang adzan di setiap sudut wilayah.

Rangkaian acara tersebut merupakan bagian dari ikhtiar bersama sebagai momentum nguri-uri kearifan budaya lokal desa untuk memohon keberkahan serta keselamatan kepada Sang Maha Pencipta. Selain itu, bersih desa dilaksanakan untuk memohon agar seluruh wilayah dan masyarakat yang ada didalamnya terhindar dari bencana serta marabahaya.

Kepala Desa Tambong, Agus Hermawan, S.Sos., NL.P dalam sambutannya menyampaikan atas nama pribadi dan emerintah desa beserta perangkat menyampaikan minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin.

Beliau menambahkan Bersih Desa ini merupakan agenda tahunan rutin, diawali dengan Semaan Al-Quran Bin Nador. Semoga keberkahan Al-Qur’an yang telah dibaca dapat melindungi desa kita, dikabulkan semua hajat masyarakatnya, semuanya mengharap ridho allah untuk keselamatan bersama, dipelihara dan dijaga oleh Allah SWT. Seluruh masyarakat yang bekerja diparingi selamat dan dimudahkan rejeki. Diselamatkan dari mara bahaya, masyarakat tentrem dan rukun bersatu, dijadikan desa yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. (JMDN/Nanang/Jurnalis Desa)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *