JEMBER, JAWA TIMUR, 11/4 (JMDN) – Kabar wafatnya Titiek Puspa meninggalkan duka mendalam, tak hanya bagi dunia seni tanah air, tetapi juga bagi Radio Republik Indonesia (RRI), tempat di mana perjalanan panjang kariernya dimulai. Tak banyak yang tahu, almarhumah Titiek Puspa pernah menjadi tenaga honorer di RRI pada tahun 1954 dan meraih gelar Bintang Radio—sebuah ajang bergengsi pencarian bakat pada masa itu.
Dalam sebuah rekaman podcast yang sempat beredar semasa hidupnya, Titiek Puspa mengaku bahwa dari RRI-lah namanya mulai dikenal luas dan kariernya sebagai penyanyi melesat. Perjalanan panjang yang dimulai dari panggung radio itu menjadikannya salah satu ikon musik Indonesia yang karya-karyanya tetap hidup hingga kini.
Bagi para penggemarnya, kepergian Titiek Puspa bukan sekadar kehilangan sosok legendaris, tetapi juga kehilangan inspirasi. Salah satunya adalah Etty Damayanti, penggemar setia yang mengaku sangat kehilangan sosok sang maestro.
“Karya-karya beliau sangat membekas dan melegenda. Lagu-lagunya masih saya dengarkan sampai sekarang,” ungkap Etty penuh haru.
Sementara itu, Putra Wijaya, angkasawan RRI Jember, membenarkan bahwa Titiek Puspa memang pernah menjadi bagian dari keluarga besar RRI.
“Beliau dulu adalah tenaga honorer RRI pada tahun 1954 dan menjadi juara Bintang Radio. Saat itu, tentu peralatan masih sederhana, tapi dari sinilah nama Titiek Puspa mulai dikenal dan menjadi ikon RRI,” ujar Putra.
Putra juga menambahkan bahwa semangat berkarya almarhumah patut dijadikan teladan. Meski usia semakin senja, Titiek Puspa tetap aktif mencipta dan menginspirasi banyak orang.
“Beliau adalah contoh nyata bahwa usia bukan halangan untuk terus berkarya,” tambahnya.
Kepergian Titiek Puspa memang meninggalkan ruang kosong di dunia seni, namun warisan karyanya akan terus hidup dalam ingatan dan hati para penggemar. RRI pun akan selalu mengenangnya sebagai bagian penting dari sejarah panjang lembaga penyiaran publik ini.(JMDN/bbg)