LAMONGAN, JAWA TIMUR, 2/4 (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan menyatakan bahwa program paktik pengalaman lapangan (PPL) yang diikuti mahasiswa asal Filipina sejalan dengan program pemerintah daerah setempat untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
“Program ini sejalan dengan misi Pemkab Lamongan dalam membentuk sumber daya manusia yang unggul, berdaya saing, berakhlak, serta adaptif terhadap perubahan zaman,” kata Wakil Bupati Lamongan Dirham Akbar Aksara, dalam keterangan yang diterima di Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (12/4/2025).
Sebagai informasi, sebanyak tujuh mahasiswa dari Southern Leyte State University (SLSU) Filipina saat ini mengikuti program PPL di sejumlah sekolah yang ada di wilayah Lamongan selama satu bulan.
Program tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemkab Lamongan dan perwakilan SLSU Dr. Lillian D. Balbon dan Prof. Gary Delacerna Garcia.
Menurut Dirham, partisipasi pelajar asing dalam kegiatan pembelajaran di Lamongan membuka perspektif baru bagi siswa dan guru lokal, yang pada akhirnya memberikan dampak positif untuk mencetak generasi unggul di wilayah setempat.
“Selain meningkatkan kompetensi akademik, mereka juga mendapat pengalaman nonakademik, seperti penguasaan bahasa asing, public speaking, hingga penguatan karakter,” ucapnya.
Ia menambahkan pihaknya memberikan apresiasi kehadiran para mahasiswa asal Filipina yang mengikuti program tersebut, dan diharapkan ke depan ada peluang untuk menjajaki kerja sama lanjutan.
Menurutnya, dengan adanya kerja sama internasional melalui kolaborasi riset dan termasuk adanya pertukaran dosen sangat penting untuk mendorong inovasi pendidikan di daerah.
“Pendidikan adalah kunci peradaban. Saya berharap suatu saat bisa berkunjung ke sana untuk menjajaki peluang kerja sama lanjutan,” ujarnya.
Tujuh mahasiswa asal Filipina tersebut melaksanakan PPL di empat lembaga pendidikan, yaitu Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Made, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Lamongan, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Lamongan, dan Madrasah Aliyah (MA) Matholiul Anwar Karanggeneng.
Mahasiswa tersebut berasal dari berbagai program studi, seperti pendidikan sains, matematika, pendidikan olahraga, dan pendidikan dasar.
Selain kegiatan akademik, para mahasiswa juga belajar budaya lokal, termasuk bahasa Indonesia dan Tari Boran yang merupakan salah satu kesenian khas Lamongan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Munif Syarif mengatakan bahwa kolaborasi pendidikan internasional ini menjadi peluang strategis untuk memperkuat daya saing generasi muda.
“Generasi Lamongan ke depan harus bisa tampil sebagai agen perubahan dan mampu bersaing secara global,” katanya. (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)