JEMBER, JAWA TIMUR, 20/4 (JMDN) – Universitas Jember (UNEJ) kembali menggelar upacara wisuda periode ke-8 dengan penuh khidmat di Gedung Auditorium Kampus Tegalboto, Sabtu (19/4/2025). Sebanyak 800 lulusan dari berbagai jenjang, mulai dari program doktor, magister, sarjana, sarjana terapan hingga diploma, resmi dikukuhkan sebagai wisudawan dan menyandang gelar akademik.
Rektor UNEJ, Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng., IPM., ASEAN Eng., dalam sambutannya menekankan pentingnya kesiapan lulusan untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. “Sarjana baru yang ingin sukses harus siap memperbarui keterampilan dan fokus kepada sektor-sektor yang berkembang seperti teknologi, energi terbarukan, dan industri kreatif,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kemampuan beradaptasi serta kepedulian terhadap sosial dan lingkungan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dunia kerja ke depan.
Dari ratusan lulusan, muncul satu kisah inspiratif dari Holifatul Jannah, mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan UNEJ. Berasal dari keluarga sederhana di Situbondo, Holifa—sapaan akrabnya—berjuang keras menempuh pendidikan tinggi. Sejak SMA, ia sudah mulai bekerja dan berjualan demi membantu perekonomian keluarga.
“Saya memang suka berjualan dari dulu. Selain menambah pemasukan, ini juga jadi pengalaman berharga untuk mengenal dunia bisnis,” kata Holifa saat diwawancarai.
Meski sibuk berdagang, Holifa tidak pernah mengabaikan pendidikan. Justru, kegiatan tersebut menjadi pemacu semangatnya dalam menyelesaikan kuliah. “Melihat perjuangan orang tua saya, saya ingin membuktikan bahwa anak petani juga bisa jadi sarjana dan membanggakan keluarga,” ujarnya penuh semangat.
Tak hanya fokus akademik, Holifa juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) PSHT UNEJ. Ia berhasil menorehkan prestasi di ajang Banyuwangi Championship (Juara 3 Kelas B Putri) dan Seleksi Porprov Universitas (Juara 2 Kelas B Putri).
Bagi Holifa, tantangan terbesar selama kuliah adalah membagi waktu antara kuliah, usaha, dan organisasi. Namun, ia tetap menjalaninya dengan tanggung jawab dan semangat. “Saya mencoba menikmati semuanya. Waktu luang saya gunakan untuk refreshing dan melakukan hobi,” jelasnya.
Sebagai penutup, Holifa memberikan pesan menyentuh kepada para mahasiswa yang tengah berjuang: “Perjalanan ini bukan soal siapa yang paling cepat, tapi siapa yang tetap bertahan. Setiap proses membentuk kita menjadi pribadi yang lebih tangguh. Kuliah bukan hanya tentang lulus, tapi juga tentang tumbuh,” pungkasnya. (JMDN/ bbg)