JEMBER, JAWA TIMUR, 21/4 (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, Jawa Timur, segera mengaktifkan kembali (reaktivasi) Bandara Notohadinegoro tanpa membebani anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
“Kami optimistis reaktivasi Bandara Notohadinegoro bisa segera dilaksanakan karena hal itu menjadi salah satu program prioritas Bupati Jember,” kata Ketua Tim Pengarah Percepatan Pembangunan Daerah (TP3D) Kabupaten Jember Gogot Cahyo Baskoro usai melakukan inspeksi bersama Komisi C DPRD Jember di bandara setempat, Senin (21/4/2025).
Menurut dia, hasil temuan di lapangan terkait kesiapan bandara untuk segera diaktifkan kembali akan segera disampaikan langsung kepada Bupati Jember Muhammad Fawait, sehingga segala keperluan yang disyaratkan akan segera dipenuhi.
“Memang sudah ada pihak maskapai yang berkomunikasi dengan bupati, namun kami belum bisa menyampaikan tentang maskapai tersebut secara detail. Yang jelas siapapun maskapainya diharapkan tidak membebani APBD, itu yang terpenting,” tuturnya.
Ia menjelaskan ada tiga alternatif rute yang menjadi pilihan yakni Jember-Jakarta pulang pergi (PP), Jember-Denpasar (PP) dan Jember-Juanda (PP), namun minimal dua rute bisa direalisasikan dalam waktu dekat.
“Bandara Notohadinegoro lama tidak beroperasi, sehingga perlu ada inspeksi dari berbagai pihak yang berkompeten sebelum reaktivasi untuk penerbangan komersial. Untuk pesawat jenis ATR-72,” katanya.
Meski tanpa dukungan dana APBD Jember, lanjut dia, Pemkab Jember tetap akan memberikan dukungan promosi melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Dinas Pariwisata melalui biro tour dan travel agar reaktivasi bandara yang berada di Kecamatan Ajung itu bisa tersampaikan kepada publik secara luas.
“Targetnya lebih cepat maka lebih baik. Mudah-mudahan bisa segera reaktivasi sebelum kegiatan Jember Fashion Carnaval (JFC) yang menjadi agenda tahunan berskala internasional yang digelar pada Agustus 2025 itu,” ujarnya.
Sementara Ketua Komisi C DPRD Jember Ardi Pudjo Prabowo mengatakan pihaknya melakukan inspeksi bersama TP3D dan sejumlah OPD untuk melihat kesiapan Bandara Notohadinegoro beroperasi kembali.
“Ada beberapa perbaikan yang harus diprioritaskan yakni marka jalan, sarana dan prasarana yang mengalami kebocoran, mesin x-ray, dan pengadaan unit pemadam kebakaran yang menjadi syarat mutlak agar bandara itu bisa segera beroperasi kembali,” katanya. (ANTARA/Zumrotun Solichah)