Jauh dari pusat kota Banyuwangi, atau tepatnya di Desa Sumberberas (Mberasan) Kecamatan Muncar, sekitar 45-an kilometer di sebelah selatan – timur Kota Banyuwangi, ada semacam ‘sekolah seni’ yang aktifitas belajar mengajarnya berjalan lancar.
Menarik, karena sekolah seni “Damar Art” yang didirikan dan dikelola secara pribadi oleh Achzana Ilhamy, S.Sn., seorang alumni Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya, ini sama sekali tidak memungut iuran bulanan kepada para siswanya. “Para siswa hanya diwajibkan mengisi kas sebesar Rp 5.000 per pertemuan. Uang Kas itu digunakan untuk mendukung kelancaran proses belajar-mengajar di Damar Art,” jelas Achzana Ilhamy, alumni jurusan Karawitan STKW tahun 2021.
Sedangkan untuk proses pembelajaran kepada para siswanya, Achzana Ilhamy tidak sendirian, tapi didukung penuh oleh sejumlah pegiat seni yang tergabung dalam Komunitas Damar Art sebagai guru / pelatihnya. Dan saat ini, tercatat ada 200-an siswa yang tengah menimba ilmu di komunitas kesenian tradisional yang didirikan pada 10 Oktober 2020 ini.
Tentang sistem dan proses belajar-mengajarnya, dijelaskan, dalam kurikulum Damar Art ada 2 kales aktif yakni Seni Tari dan Seni Karawitan. Untuk kelas Tari seni terbagi menjadi 3 kelompok yakni; Kelas Lencir Kuning untuk siswa usia PAUD – kelas 3 SD. Kemudian kelas Sritanjung untuk siswa usia kelas 4 SD – kelas 1 SMP, dan kelas Sayu Wiwit untuk usia kelas 2 SMP dan Umum. Kepada para siswa juga diberlakukan sistem uji kompetensi mulai dari ujian tengah semester, ujian semester sampai ujian kenaikan kelas.
Puncak aktivitas dari sekolah ini adalah pergelaran karya-karya para siswa seperti yang digelar pada Sabtu (26/4) malam lalu. Pergelaran yang dibungkus dengan tema; “Nitih, Nitis Rasa” ini juga menampilkan 5 buah karya koreografi yang digarap apik oleh para koreografer Damar Art yang dikuratori langsung oleh salah satu Dosen STKW, Lilik Subary, M.Sn., dan disupport langsung sejumlah Mahasiswa STKW.
Hadir dalam pergelaran tersebut antara lain, Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Banyuwangi, Hasan Basri, Kasie Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Dewa Alit Siswanto dan sejumlah undangan lainnya. (budi)