Tanjung Jabung Barat Jambi (JMDN) – Berkunjung ke hutan mangrove Pangkal Babu akan memberikan sensasi tersendiri. Berjalan-jalan di atas jalur trekking yang terbuat dari kayu. Di tengah rimbunya pepohonan bakau. Apalagi kalau bareng kawan-kawan. Seru deh.
Hutan mangrove Pangkal Babu adalah tempat wisata baru yang ada di Provinsi Jambi. Nuansanya berbeda dengan wisata kebanyakan. Menawarkan suasana hijau khas bakau plus pengetahuan baru mengenai tumbuhan yang memiliki banyak manfaat ini.
Hutan Mangrove ini berada sebelah Timur pusat Kota Kuala Tungkal, Ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat kota dengan waktu tempuh sekitar 20-30 menit berkendara. Atau kalau dari Kota Jambi berjarak sekitar 137 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.
Hutan Mangrove ini masuk kedalam wilayah administratif Pangkal Babu Desa Tungkal Satu, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan, menjadikan kawasan ini menarik untuk dikunjung.
Akses
Untuk sampai di kawasan mangrove ini, kamu bisa menempuh perjalanan darat dan laut. Dengan kendaraan roda empat, hanya bisa sampai di pintu masuk kawasan Pangkal Babu. Karena jalannya masih berupa tanah liat dan sempit. Melalui laut, kamu bisa menggunakan kopal, pompong, atau perahu.
Untuk masuk ke area hutan mangrove tidak ada/belum ada tiket yang harus dibayar oleh pengunjung. Jadi kamu bebas masuk, menikmati keindahan hutan mangrove tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Parkir juga belum dikelola. Kamu bisa parkir kendaraan di sekitar rumah warga.
Kalau melihatnya hanya sekilas, hutan mangrove memang tidak ada menariknya sama sekali. Hanya area rawa berlumpur dengan banyak pohon mangrove.
Namun kalau kamu mau teliti, di hutan mangrove banyak yang bisa dilihat. Laboraturium alam ini menjadi habitat banyak burung, reptil, ikan, udang, dan lainnya. Hutan Mangrove Pangkal Babu memiliki kekayaan fauna dan flora yang memesona.
Terdapat tumbuhan; Bakau (Rhizophora sp.), api-api (Avicennia sp.), Tancang (Bruguiera sp.), Pidada (Sonneratia sp.), Teruntum (Lumnitzera sp.), Mentigi (Ceriops sp.).
Juga ada Nyirih (Xylocarpus sp.), Buta-buta (Excoecaria sp.), Nipah (Nypa sp.), Perpat kecil (Aegiceros sp.), Perpat (Scyphyphora sp.), dan lainnya.
Benar-benar menjadi sajian alam flora dan fauna khas mangrove Pangkal Babu. Mangrove yang bisa mencegah dampak erosi dan abrasi ini juga bagus untuk spot foto. Kamu bisa foto-foto di sepanjang rute trekking.
Rute trekking ini terbuat dari kayu dan panjangnya kurang lebih 1 kilometer. Foto-foto disini akan memberikan nuansa keindahan tersendiri. Ada hiasan deretan batang mangrove yang berdiri tegak. Serta hijaunya dedaunan di ranting dan dahan yang lebih tinggi.
Di ujung lintasan, terdapat menara pandang yang terbuat dari kayu. Kamu bisa menaikninya dan memandang suasana di sekitar dari ketinggian menara. Walau tidak begitu tinggi, namun menara ini sudah cukup menghibur pengunjung yang menaikinya.
Luas Kawasan Ekowisata Mangrove Pangkal Babu kisaran 500 hektar yang terbentang di bibir Laut. Sebagian Lahan Milik Pemerintah Kab. Tanjung Jabung Barat dan sebagian lagi milik masyarakat setempat.
Antusias Masyarakat Setempat sangat respon baik terhadap pengunjung yang datang ke kawasan Ekowisata Mangrove Pangkal Babu.
Pemerintah bersama masyarakat bersinergi dalam membangun dan mengembangkan kawasan Ekowisata Mangrove Pangkal Babu ini.
Kalau kamu sedang berada di Kuala Tungkal, ada baiknya mencoba berkunjung ke destinasi wisata yang baru diresmikan di awal tahun 2020 ini.
Ekowisata Hutan Mangrove Pangkal Babu ini cukup indah. Suasana hutan mangrovenya asyik, teduh, nuansa hijau dengan tetumbuhan yang masih rapat. Ada jalur trekking dan menara pandang yang bisa kamu naiki. Tertarik datang? Kami tunggu. (Genpi.id/son)