Harga Cabai di Samarinda Meroket 90 persen Mendekati Ramadan

  • Whatsapp
Penjualan harga cabai di Pasar Segiri, Samarinda, Kaltim, Jumat (28/2/2025) tembus Rp100.000 per kilogram. (ANTARA/Ahmad Rifandi)

Samarinda, 28/2 (ANTARA) – Harga cabai di pasar-pasar tradisional Kota Samarinda menjelang Ramadan melonjak signifikan, mencapai Rp100 ribu hingga Rp110 ribu per kilogram, atau naik sekitar 90 persen dari harga sebelumnya yang berkisar Rp50 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda Nurrahmani di Samarinda, Jumat, mengungkapkan bahwa lonjakan harga cabai ini merupakan yang paling signifikan dibandingkan kenaikan harga bahan pokok lainnya.

“Memang ada kenaikan harga bahan pokok, sekitar Rp500 hingga Rp1.000, namun yang paling mencolok adalah cabai,” ujarnya.

Disdag Samarinda telah melakukan operasi pasar di kantor Dinas Perdagangan untuk menekan harga cabai. Pihaknya menjual cabai dengan harga Rp80 ribu per kilogram, dengan batasan pembelian maksimal setengah kilogram per orang. Hal ini dilakukan agar lebih banyak masyarakat yang dapat membeli cabai dengan harga terjangkau.

Dia menyebutkan faktor cuaca juga memberikan pengaruh terhadap hasil produksi cabai. Tingginya curah hujan di daerah penghasil cabai membuat produksi menurun. Hal tersebut menyebabkan pasokan menjadi berkurang.

Pemerintah Kota Samarinda terus berupaya untuk menstabilkan harga bahan pokok, termasuk cabai, agar tidak memberatkan masyarakat selama bulan Ramadan. Masyarakat diimbau untuk bijak dalam berbelanja dan tidak melakukan pembelian berlebihan.

“Dengan dilakukannya Operasi pasar diharapkan dapat membantu menekan harga yang terjadi di pasaran,” demikian Nurrahmani.

Seorang pedagang cabai di Pasar Segiri Samarinda, Arifin membenarkan adanya kenaikan harga yang cukup tajam.

“Harga cabai terus merangkak naik, dari Rp60 ribu, kemudian Rp80 ribu seminggu lalu, hingga akhirnya mencapai Rp100 ribu per kilogram Jumat (28/2) ini,” ungkapnya.

Kenaikan harga ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pasokan dari distributor yang juga mengalami kenaikan, karena sebagian besar pasokan cabai berasal dari Sulawesi Selatan.

“Petani lokal belum mampu mencukupi kebutuhan pasar di Samarinda,” tambah Arifin.

Faktor lainnya adalah peningkatan permintaan menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Arifin sudah menyiapkan stok yang cukup banyak, karena biasanya pembeli membludak sehari sebelum Ramadan. (ANTARA/Ahmad Rifandi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *