Banyuwangi Punya Tumbuhan Langka: Bunga Rafflesia Zollingeriana

  • Whatsapp
Peneliti BRIN Dewi Lestari, saat menjelaskan tentang Rafflesia di habitatnya langsung.

Bunga Bangkai jenis Rafflesia Zollingeriana ternyata juga ada dan tumbuh di Banyuwangi. Habitat tumbuhan langka yang dilindungi Undang-undang itu terdapat di wilayah petak 68 E RPH Gombengsari, BKPH Ketapang, KPH Perhutani Banyuwangi Utara. Keberadaan habitat tumbuhan langka ini sudah terdeteksi sejak 3 tahun silam dan sudah terdata oleh Badan Renovasi dan Inovasi Nasional (BRIN).

Dalam rangka Upaya pelsetariannya, pada 22 – 23 Aperil 2025 telah digelar acara “Pendidikan Lingkungan, Upaya Konservasi dan Pelestarian Rafflesia” yang berlangsung di Rumah Bambu Kampung Batara, Lingkungan Papring, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro.

Acara yang dihadiri langsung oleh 2 orang peneliti yakni; Febriana Siahaan dari Pusat Riset Botani Terapan BRIN dan Dewi Lestari dari Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN serta Spti Andriki dari Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu tersebut diikuti oleh sejumlah peserta dari kalangan Mahasiswa dan perwakilan Masyarakat sekitar habitat.

Menariknya, acara pendidilan lingkungan tersebut tidak hanya diberikan paparan pengetahuan tentang Rafflesia, namun juga dilengkapi dengan acara melihat langsung ke lokasi habitat yang disebut sebagai “Ekspedeisi Rafflesia”. Beruntung, ekspedisi yang dilakukan tersebut tidak sia-sia. Karena sesampai di Lokasi, ada beberapa yang sudah mekar sempurna serta ditemukan beberapa Kopula yang diperkirakan bakal mekar pada bulan-bulan mendatang.

Dalam kesempatan tersebut Dewi Lestari menekankan bahwa bunga langka yang hanya bertahan selama beberapa hari tersebut merupakan bunga terbesar di dunia yang keberadaannya diburu oleh banyak pihak didunia. “Bunga ini tidak boleh dipetik karena tidak ada manfaat secara langsung bagi kita. Tetapi harus tetap dijaga konservasinya, karena ini adalah jenis bunga langka yang banyak diburu orang,” kata Dewi.

Salah satu pemanfaatannya, lanjut Dewi, adalah menjadikannya sebagai tujuan wisata minat khusus atau Ecoturism dengan pembatasan dan pendapingan ketat terhadap pengunjung. (budi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *