Petani di Karawang Turunkan Biaya Produksi dengan Pupuk Organik Hewani

  • Whatsapp

KARAWANG, JAWA BARAT, 30/4 (ANTARA) – Seorang petani di wilayah Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat berhasil menurunkan biaya produksi padi hingga kurang dari Rp5 juta setelah menerapkan pupuk organik hewani yang dihasilkan dari peternakan sendiri.

“Biaya produksi padi per hektare itu biasanya sekitar Rp10-12 juta per hektare, tapi jadi berkurang, di bawah Rp5 juta,” kata Sri Darmono Susilo, petani yang menerapkan pupuk organik hewani, di Karawang, Rabu (30/4/2025).

Ia mengaku sudah lama menerapkan pupuk organik hewani, tepatnya sejak tahun 1993, meski diakui ada proses panjang dalam penerapan pupuk organik hewani itu.

Disebutkan, hasil dari penerapan pupuk organik hewani ini cukup terasa. Di antaranya terjadi pengurangan biaya produksi padi per hektare.

Hasil lain yang diperoleh dengan penerapan pupuk organik hewani ini ialah produksi padi mengalami peningkatan, karena kondisi tanah sawah menjadi subur.

Dari sebelumnya hanya bisa memproduksi atau memanen padi 2-3 ton per hektare, terus meningkat menjadi 5 ton, dan kini bisa mencapai lebih dari 6 ton.

“Sekarang kita panen rata-rata di atas 6 ton gabah kering panen per hektare. Bahkan pernah sampai menembus 21 ton gabah per hektare, itu terjadi saat ada pendampingan dari PT Pupuk Kujang,” katanya.

Saat ini, ia mengelola 100 ekor sapi, 400 ekor kambing, dan 120 hektare lahan sawah. Pupuk yang digunakan berasal dari kotoran sapi yang sudah difermentasi dengan bakteri.

Kotoran dari ratusan ekor sapi dan kambing itu dikelola menjadi pupuk organik cair di kandang. Kemudian pupuk organik cair tersebut dialirkan ke pipa yang mengarah ke areal sawahnya.

Jadi dalam prosesnya, pupuk atau kotoran hewan yang berasal dari kandang sapi itu tidak langsung digunakan. Namun harus difermentasi. Sehingga di sekitar kandang harus ada kolam.

Kolam itu berfungsi untuk menampung pupuk cair yang berasal dari kandang sapi. Sehingga saat diperlukan waktu pemupukan, bisa langsung dialirkan ke areal sawah, sesuai dengan kebutuhan jumlah areal sawah.

Menurut dia, cukup banyak manfaat jika menerapkan pupuk organik hewani tersebut. Selain bisa meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi, juga bisa mengurangi serangan hama.

Dengan bantuan masyarakat yang percaya kepadanya, usahanya menerapkan pupuk organik hewani kini berkembang pesat. Kini ada sejumlah petani dengan total luas lahan sekitar 70 hektare yang memanfaatkan penerapan pupuk organik hewani yang dikelola. (ANTARA/M.Ali Khumaini)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *